KATA
PENGANTAR
Syalom,
puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
"Keberagaman Agama di Indonesia" ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih pada Ibu Anastasia
Sulastri,S.Pd. selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMP 1 Sedayu
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai agama-agama
di Indonesia beserta sejarahnya dan dapat mengembangkan rasa toleransi
beragama. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar 2
Daftar
isi 3
BAB
I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan Penulisan 5
4. Metode Penulisan 5
BAB
II PEMBAHASAN
1. Agama di Indonesia
1.1. Persebaran Agama 6
1.2. Agama-agama Utama di Indonesia
1.2.1.
Islam 7
1.2.2.
Kristen Protestan 12
1.2.3.
Katholik 15
1.2.4.
Hindu 19
1.2.5.
Buddha 25
1.2.6.
Konghucu 30
1.3. Aliran dan Kepercayaan Lainnya
1.3.1.
Animisme 33
1.3.2.
Dinamisme 33
1.3.3.
Baha’i 33
1.3.4.
Yahudi 37
2. Toleransi di Indonesia 39
BAB
III PENUTUP
1. Kritik dan Saran 45
2. Kata Penutup 45
SUMBER
DATA 46
BAB
I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Irreligion_map.png
Peta
persebaran non-agama di dunia
Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata
"agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
"tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja
re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Selain
itu, Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur
kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama
itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya. Dengan demikian
diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan
dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok
pengertian tersebut dapat disebut agama.
image1.png
Saat
ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 miliar umat Muslim yang
tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di
negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan
yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu
negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam
jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, Eropa,
Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan
Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk
dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan
pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat
menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara
Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di
dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim.
Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa
angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
Agama
di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik,
ekonomi dan budaya. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326
penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69%
Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak
terjawab atau tidak ditanyakan.
Dalam
UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk
memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan
kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya". Pemerintah,
bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
2. Rumusan Masalah
Untuk
mengkaji dan mengulas tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan manusia,
maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran dan fungsi
agama dalam kehidupan masyarakat?
2. Apakah ada kendala-kendala
yang mempengaruhi peranan agama bagi masyarakat?
3. Apa sajakah manfaat toleransi
bagi kehidupan bermasyarakat?
4. Bagaimana upaya pemerintah
dalam meningkatkan rasa toleransi dalam masyarakat?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Agama Khatolik dan menjawab
pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah untuk meningkatkan pengetahuan penyusun dan pembaca tentang peran dan
fungsi agama dalam kehidupan manusia.
4. Metode Penulisan
Penyusun
memakai metode kepustakaan dalam penulisan makalah ini.Referensi makalah ini
bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti
e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi
berdasarkan subbab yang berkaitan dengan keberagaman agama yang ada di
Indonesia serta pandangan masyarakat dalam menyikapinya. Terakhir, bab penutup
terdiri atas kesimpulan.
BAB
II PEMBAHASAN
1. Agama-agama Utama di Indonesia
1.1. Islam
A. Etimologi
Islam
(Arab: al-islām, الإسلام "berserah
diri kepada Tuhan" adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.
Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh
dunia,menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama
Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada
Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat
bagi perempuan.
Islam
berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman" yang secara kebahasaan
berarti "menyelamatkan", misal teks "assalamu alaikum" yang
berarti "semoga keselamatan menyertai kalian semuanya". Islam atau
Islaman adalah masdar (kata benda) sebagai bahasa penunjuk dari fi'il (kata
kerja), yaitu "aslama" bermakna telah selamat (kala lampau) dan
"yuslimu" bermakna "menyelamatkan" (past continous tense).
Kata
triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam
pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari
kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari
bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau
tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.
B. Ajaran Islam
Lima
Rukun Islam
Isi
dari kelima Rukun Islam itu adalah:
a. Mengucapkan dua kalimah syahadat
dan meyakininya.
b. Mendirikan salat wajib lima kali
sehari.
c. Berpuasa pada bulan Ramadan.
d. Membayar zakat.
e. Menunaikan ibadah haji bagi
mereka yang mampu.
Enam
Rukun Iman
Muslim
juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada malaikat Allah
c. Iman kepada Kitab Allāh
(Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
d. Iman kepada nabi dan rasul Allah
e. Iman kepada hari kiamat
f. Iman kepada qada dan qadar
Konsep
Islam teologikal fundamental ialah tauhid, yaitu kepercayaan tentang keesaan
Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Ilāh; kebanyakan ilmuwan percaya kata
Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh'
(dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh'), tetapi yang
lain menjejakkan asal usulnya dari bahasa Aram Alāhā. Kata Allah juga adalah
kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai
terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama
dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu
bersaksi:
لا
إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
—Syahadat
"Dia-lah
Allah (Tuhan), Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia."
—Surah
Al-Ikhlas
"(Dia)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat."
—Asy-Syu'ara'
42:11
"Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku"
—Ta
Ha 20:14
C. image5.jpeg
Aliran
Peta
demografi persebaran dan perbandingan populasi Sunni (hijau muda) dengan Syi'ah
(hijau tua).
a. Islam Sunni
Ahl
al-Sunnah wa al-Jama'ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah (أهل السنة والجماعة) atau
lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah (أهل السنة) atau Sunni adalah mereka yang
senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits yang shahih
dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. Sekitar 90% umat
Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah.
Mazhab
- mazhab :
Hanafi
Didirikan
oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling dominan di dunia Islam
(sekitar 32%), penganutnya banyak terdapat di Asia Selatan Turki, Pakistan,
India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa), Mesir bagian Utara, separuh Irak,
Syria, Libanon dan Palestina (campuran Syafi'i dan Hanafi), Kaukasia (Chechnya,
Dagestan).
Maliki
Didirikan
oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 20% muslim di seluruh dunia. Mazhab ini
dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini memiliki keunikan
dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk madinah sebagai sumber hukum karena
Nabi Muhammad hijrah, hidup dan meninggal di sana dan kadang-kadang
kedudukannya dianggap lebih tinggi dari hadits.
Syafi'i
Dinisbatkan
kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim di dunia. Pengikutnya
tersebar di Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia, Yaman, Indonesia,
Thailand, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab resmi negara
Malaysia dan Brunei.
Hambali
Dimulai
oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti oleh sekitar 5%
muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab. Mazhab ini merupakan
mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.
b. Islam Syiah
Syi’ah
(Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah sekte dengan jumlah penganut
terbesar kedua dalam agama Islam. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga
Khalifah pertama. Istilah Syi'ah berasal dari Bahasa Arab (شيعة)
"Syī`ah". Lafadz ini merupakan bentuk tunggal, sedangkan bentuk
pluralnya adalah "Syiya'an". Pengikut Syi'ah disebut
"Syī`ī" (شيعي). "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat
bersejarah "Syi`ah `Ali" (شيعة علي) yang berarti "pengikut
Ali", yang berkenaan dengan turunnya Q.S. Al-Bayyinah ayat "khair
al-bariyyah", saat turunnya ayat itu Nabi Muhammad bersabda, "Wahai
Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung - ya 'Ali anta wa
syi'atuka hum al-faizun". Kata "Syi'ah" menurut etimologi bahasa
Arab bermakna: Pembela dan pengikut seseorang atau kaum yang berkumpul atas
suatu perkara. Adapun menurut terminologi Islam, kata ini bermakna: Mereka yang
menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib adalah yang paling utama di antara para
sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslim.
image6.png
Pada
masa kekhalifahan ke-3, Utsman bin Affan, terjadi fitnah yang cukup serius di
tubuh Islam pada saat itu, yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Utsman.
Pembunuhnya ialah suatu rombongan delegasi yang didirikan oleh Abdullah bin
Saba' dari Mesir yang hendak memberontak kepada Khalifah dan hendak
membunuhnya. Abdullah bin Saba' berhasil membangun pemahaman yang sesat untuk
mengadu domba umat Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Kemudian
masyarakat banyak saat itu, terutama disponsori oleh para bekas pelaku
pembunuhan terhadap Utsman, berhasil membunuh dia dengan sadis ketika dia
sedang membaca Qur'an.
Terjadi
usaha pembangkangan oleh mereka yang pada awalnya berpura-pura/munafik dan
merekalah golongan yang disebut Khawarij. Kaum Khawarij ingin merebut
kekhalifahan. Akan tetapi, terhalang oleh Ali dan Muawiyah, sehingga mereka
merencanakan untuk membunuh keduanya. Ibnu Muljam dari Khawarij berhasil
membunuh Khalifah Ali pada saat khalifah mengimami salat subuh di Kufah, tapi
tidak terhadap Muawiyah karena dijaga ketat. Bahkan Muawiyah berhasil
mengkonsolidasikan diri dan umat Islam, berkat kecakapan politik dan ketegaran
kepemimpinannya. Karena belajar oleh berbagai pertumpahan darah, kaum muslim
secara pragmatis dan realistis mendukung kekuasaan de facto Muawiyah. Maka
tahun itu, tahun 41 Hijriyah, secara khusus disebut tahun persatuan ('am
al-jama'ah).
D. Sejarah di Indonesia
Bukti
awal mengenai agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco
polo. Ketika singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan sebuah kota
Islam bernama Perlak yang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini
diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti
Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.
Bukti
kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun
1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni
Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.
Bukti
ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang
mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa
Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat
Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga
ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082
M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.
Bukti
keempat Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak I-tsing yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada
tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab,
Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.
1.2. Kristen Protestan
A. Etimologi
Kata
Protestan didefinisikan sebagai gerakan
agamawi yang berlandaskan iman dan praktik Kekristenan yang berawal dari
dorongan Reformasi Protestan dalam segi doktrin, politik dan eklesiologi,
melawan apa yang dianggap sebagai penyelewengan Gereja Katolik Roma. Merupakan
satu dari tiga pemisahan utama dari "Kekristenan Nicaea (Nicene), yaitu di
samping Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Istilah "Protestan"
merujuk kepada "surat protes" yang disampaikan oleh para pembesar
yang mendukung protes dari Martin Luther melawan keputusan Diet Speyer pada
tahun 1529, yang menguatkan keputusan (edik) Diet Worms yang mengecam ajaran
Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).
Sebelumnya
terjadi di Perancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini tergabung dalam
Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia di bawah pimpinan
Jan Hus atau Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di
Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti
Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung
dengan Gereja Calvinis.
B. Denominasi
image4.png
Pengelompokan
gereja-gereja menurut doktrin-doktrin landasan mereka sebagai
"denominasi". Diperkirakan ada sekitar 33.000 denominasi Protestan.
Sejarah
denominasi Gereja Roma
C.
image7.png
Sejarah
di Indonesia
Menurut
sensus penduduk tahun 2010, sekitar 5,85% dari penduduk Indonesia adalah
Protestan dan sekitar 3% beragama Katolik. Wilayah-wilayah tradisional Kristen
di Indonesia terkonsentrasi di Tanah Batak, Nias, Mentawai, Kalimantan (kecuali
Kalimantan Selatan), Minahasa, Sulawesi Tengah, Tana Toraja, Nusa Tenggara
Timur, Kepulauan Maluku dan Papua.
Agama
Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui gereja Assiria
(Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur (Deli Serdang) dan
Barus (Tapanuli Tengah) di Sumatra (645 SM). Sejarah kedatangan telah tercatat
oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya dengan judul FIBA “Tadhakur
Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar
berita pada gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan
sekitarnya). Daftar gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam bahasa
Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang 707 gereja-gereja dan 181
monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina, Afrika
Barat, Spanyol, Arab dan India . Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia
masih dimasukkan dalam wilayah India (al-Hindah).
Protestanisme
pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga
terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Katolik Roma pertama tiba pada
tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan 1534 di kepulauan Maluku
melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius,
misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku
pada tahun 1546 sampai tahun 1547.
Pada
1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak pengikut Komunis dan
orang Tionghoa mengklaim diri sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa
Tionghoa yang akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan
muda bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Di provinsi Papua dan Sulawesi Utara,
Protestan merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga
ditemukan di sekitar danau Toba di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur,
pedalaman Tana Toraja, dan sebagian wilayah di provinsi Maluku.
1.3. Katolik
A. Etimologi
Kata
Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya
"universal". Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki
sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah
"Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh
dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja Katolik Timur; makna
inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja
Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am"
bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan
sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi". Umat Gereja Ortodoks
Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya
bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik. Dalam "Kekristenan
Katolik", para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama
Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap
Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah
satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan
Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang
satu, kudus, katolik, dan apostolik."
Riwayat
penggunaan kata "Katolik" :
1. Ignatius dari Antiokhia
Sepucuk
surat yang ditulis oleh Ignatius kepada umat Kristiani di Smyrna sekitar tahun
106 adalah bukti tertua yang masih ada mengenai penggunaan istilah Gereja
Katolik (Surat kepada jemaat di Smyrna, 8). Gereja Katolik digunakan Ignatius
untuk menyebut Gereja universal dalam persekutuan dengan Uskup Roma (Sri Paus).
Kaum bidaah tertentu pada masa itu, yang menyangkal bahwa Yesus adalah insan
jasmaniah yang benar-benar menderita sengsara dan wafat, dan justru berkata
bahwa "dia hanya tampak seolah-olah menderita sengsara" (Surat kepada
jemaat di Smyrna, 2), bukanlah umat Kristiani sejati dalam pandangan Ignatius.
Istilah Gereja Katolik juga digunakan dalam Kemartiran Polikarpus pada 155, dan
dalam Canon Muratorianus, sekitar 177.
2. St. Kiril dari Yerusalem
St.
Kyril dari Yerusalem (sekitar 315-386) mengimbau orang-orang yang sedang
menerima bimbingan iman Kristiani darinya demikian: "Jika kalian berada di
dalam kota-kota, jangan hanya bertanya di manakah Rumah Tuhan, jangan juga
hanya bertanya di manakah Gereja, tetapi bertanyalah di manakah Gereja Katolik.
Karena inilah nama khusus dari Gereja yang Kudus ini, bunda kita semua, yang
adalah mempelai dari Tuhan kita Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah"
(Materi-materi Katekisasi, XVIII, 26).
3. Theodosius I
Istilah
Kristen Katolik termuat dalam undang-undang kekaisaran Romawi tatkala
Theodosius I, Kaisar Romawi dari 379 sampai 395, mengkhususkan nama tersebut
bagi para penganut "agama yang diajarkan kepada orang-orang Romawi oleh
Rasul Petrus yang suci, karena agama itu telah terpelihara berkat tradisi yang
kuat dan yang kini dianut oleh Pontif (Paus) Damasus dan oleh Petrus, Uskup
Aleksandria" Undang-undang 27 Februari 380 ini termaktub dalam kitab 16
dari Codex Theodosianus, Kristianitas Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran
Romawi.
4. Augustinus dari Hippo
"Dalam
Gereja Katolik, ada banyak hal lain yang layak membuat saya tetap berada dalam
rahimnya. Kesepahaman orang-orang dan bangsa-bangsa membuat saya bertahan dalam
Gereja; begitu pula otoritasnya, dikukuhkan oleh mukjizat-mukjizat, disuburkan
oleh pengharapan, diperbesar oleh kasih, dan diperkokoh oleh usia. Suksesi para
imam membuat saya bertahan, mulai dari tahta Rasul Petrus sendiri, yang
kepadanya Tuhan, sesudah kebangkitanNya, memberi tugas untuk menggembalakan
domba-dombaNya (Jn 21:15-19), turun sampai para uskup yang ada sekarang.
"Dan
begitulah, akhirnya, dengan nama Katolik, yang, bukan tanpa alasan, di
tengah-tengah begitu banyak bidaah, telah dipertahankan Gereja; sehingga, namun
bilamana ada orang asing yang bertanya di manakah Gereja katolik berhimpun,
tidak satupun bidaah yang sanggup menunjuk kapel atau rumahnya sendiri.
Sebanyak itulah jumlah dan makna ikatan-ikatan mulia yang dimiliki nama
Kristiani itu yang menahan seorang beriman agar tetap dalam Gereja Katolik. Tak
seorangpun dapat melepaskan saya dari iman yang mengikat pikiran saya dengan
ikatan-ikatan yang begitu banyak dan begitu kuat pada agama Kristiani... Di
pihak saya, saya tidak percaya akan injil kecuali digerakkan oleh otoritas
Gereja Katolik."
B. Sejarah
Awalnya,
jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem,
Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Uskup Roma dikenal oleh 5
daerah sebagai "yang pertama", permasalahan dengan doktrin dan
prosedur banyak mengambil Roma sebagai masukan pendapat. Kursi Roma merupakan
kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran Para
Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja.
Dewasa
ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali ke dalam persekutuan penuh
dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan tata cara beribadah mereka.
Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja Katolik Ritus Timur atau Gereja
Katolik Timur.
Perpecahan-perpecahan
besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:
a. Perpecahan pertama pada gereja
terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria
sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini
adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Timur
Asiria.
b. Perpecahan berikut terjadi setelah
Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak Monofisit. Umat Kristen yang
menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.
c. Perpecahan besar pertama dalam
Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan
Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua,
yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan
negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik
Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja
"Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai
Skisma Timur-Barat.
d. Perpecahan terbesar dalam Gereja
Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang
melahirkan gereja-gereja Protestan.
e. Perpecahan terakhir terjadi
ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di
kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah
kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja
inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.
C. Ajaran
Gereja
Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan tujuh sakramen. Adapun sakramen yang diakui oleh Gereja
Katolik Roma sebagai berikut:
a. Baptis
b. Pengakuan dosa
c. Ekaristi
d. Penguatan/Krisma
e. Imamat
f. Pernikahan
g. Pengurapan orang sakit
D. Sejarah di Indonesia
Pada
awal abad ke 16 bangsa Portugis yang beragama Katolik membawa mereka hingga ke
Malaka. Pelabuhan-pelabuhan utama yang disinggahi kapal-kapal dagang Portugis.
Di Indonesia, orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano
(kepala kampung) Mamuya (di Halmahera, Maluku Utara) yang dibaptis seorang awam
pedagang Portugis, Gonzalo Veloso, pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan
Injil. Simon Faz OFM membaptis lebih dari 5000 orang sekitar tahun 1534 di
Halmahera. Santo Fransiskus Xaverius, pendiri Serikat Yesus (SJ) yang antara
tahun 1546 sampai 1547 membaptis beberapa ribu penduduk setempat.
Kedatangan dan kekuatan militer
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Indonesia tahun 1619 - 1799 Gereja
Katolik dilarang bertahan di Flores dan Timor. Pada 1624 Pastor Egidius d'Abreu
SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Jan
Pieterszoon Coen, karena mengajar agama dan merayakan Misa Kudus di penjara.
Pastor A. de Rhodes, seorang Yesuit Perancis, pencipta huruf abjad Vietnam,
dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan alat-alat ibadat
Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang pencuri baru saja
digantung..
Misi
Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, SJ yang datang ke
Muntilan pada tahun 1896. Pada tanggal 15 Desember 1904, 178 orang dibaptis di
sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat
bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono. Romo van Lith juga
mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normaalschool pada tahun 1900 dan
Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) pada tahun 1904. Pada tahun 1918
sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu Yayasan Kanisius.
Pada 1911 Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi
pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1926 dan 1928,
yaitu Romo F.X.Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan Alb. Soegijapranata, SJ.
Sejak
tahun 1970 MAWI berusaha bersidang setahun sekali yang mengangkat satu hal yang
menjadi keprihatinan bersama. Para Uskup Waligereja Indonesia aktif mengikuti persidangan umum Federasi
Konferensi Uskup Asia (FABC) sejak lembaga itu didirikan pada tahun 1970 di
Taipei. Sejak tahun 1974 diterbitkan Kitab Suci edisi ekumenis dengan
pembedaan. Kitab Suci untuk umat Katolik dilengkapi dengan Deuterokanonika.
Dalam Sidang Waligereja tahun 1986 nama MAWI yang telah digunakan sejak tahun
1955 diganti menjadi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Pada tahun 1989
Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia dan disambut dengan antusias
oleh umat Katolik Indonesia.
1.4. Hindu
A. Etimologi
Dalam
teks berbahasa Arab, al-Hind adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suku
bangsa di suatu daerah yang kini disebut India, sedangkan 'Hindu' atau 'Hindoo'
digunakan sejak akhir abad ke-18 dan seterusnya oleh orang Inggris untuk
menyebut penduduk 'Hindustan', yaitu bangsa di sebelah barat daya India.
Akhiran '-isme' ditambahkan pada kata Hindu sekitar tahun 1830-an untuk merujuk
pada kebudayaan dan agama kastabrahmana yang berlainan dengan agama lainnya,
meski istilah 'Hindu' pernah dicantumkan dalam babad berbahasa Sanskerta dan
Bengali sebagai antonim bagi 'Yawana' atau Muslim, sekitar awal abad ke-16.
Kata
Hindu (melalui bahasa Persia) berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta,
yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya subbenua India, yang dalam
bahasa Inggris disebut Indus. Menurut Gavin Flood, pada mulanya istilah 'hindu'
muncul sebagai istilah geografis bangsa Persia untuk menyebut suku bangsa yang
tinggal di seberang sungai Sindu. Maka dari itu, awalnya istilah 'Hindu'
merupakan istilah geografis dan tidak mengacu pada suatu agama.
Kata
Hindu diserap oleh bahasa-bahasa Europa dari istilah Arab al-Hind, dan mengacu
kepada negeri bagi bangsa yang mendiami daerah sekitar sungai Sindu. Istilah
Arab tersebut berasal istilah Persia Hindū, yang mengacu kepada seluruh suku di
India. Pada abad ke-13, Hindustan muncul sebagai nama alternatif India yang
acap disebutkan, yang memiliki arti "Negeri para Hindu".
B. Sejarah
Sejarah
perkembangan agama Hindu menurut para
ahli:
Smart
Michaels
Muesse
Flood
Umum
Detail
Peradaban
Lembah Sungai Indus
Agama-Agama
Pra-Weda
Peradaban
Lembah Sungai Indus
Peradaban
Lembah Sungai Indus
-
(prasejarah
– kr. 1750 SM)
(3300
– 1400 SM)
(kr.
2500 – 1500 SM)
Periode
Weda
Agama
Weda Kuno
Periode
Weda Awal
Periode
Weda
Periode
Weda
(kr.
3000 – 1000 SM)
(kr.
1750 – 500 SM)
(kr.
1750 – 1200 SM)
(1600
– 800 SM)
(kr.
1500 – 500 SM)
-
-
Periode
Weda Pertengahan
-
-
-
-
(dari
1200 SM)
-
-
Periode
Praklasik
-
Periode
Weda Akhir
Periode
Klasik
-
(kr.
1000 SM – 100 M)
(dari
850 SM)
(800
– 200 SM)
-
-
Reformisme
Asketis
-
Periode
Epos dan Purana
-
(kr.
500 – 200 SM)
-
(kr.
500 SM – 500 M)
-
Hinduisme
Klasik
Hinduisme
Praklasik
Periode
Epos dan Purana
-
-
(kr.
200 SM – 1100 M)
(kr.
200 SM – 300 M)
(200
SM – 500 M)
-
Periode
Klasik
-
"Zaman
Kejayaan"
-
-
(kr.
100 M – 1000 M)
-
(Kemaharajaan
Gupta)
-
-
-
-
(kr.
320 – 650 M)
-
-
-
-
Hinduisme-Klasik
Akhir
Periode-Purana
Pertengahan dan Akhir
Periode-Purana
Pertengahan dan Akhir
-
-
(kr.
650 – 1100 M)
(500
– 1500 M)
(500
– 1500 M)
Peradaban
Hindu-Islam
Penaklukan
Muslim dan
Kemunculan
Sekte-Sekte Hinduisme
-
-
(kr.
1000 – 1750 M)
-
-
(kr.
1100 – 1850 M)
Abad
Modern
Abad
Modern
Periode
Modern
Hinduisme
Modern
(1500
– kini)
(kr.
1500 – kini)
(kr.
1750 – kini)
(sejak
kr. 1850)
-
-
C. Ajaran
Filsafat
Hindu klasik mengakui empat hal yang harus dipenuhi sebagai tujuan hidup
manusia—sebagaimana dijabarkan di bawah ini—yang disebut purusarta:
a. Darma : Darma dapat dipandang
sebagai kewajiban, hukum, keadilan, tindakan benar, dan berbagai kualitas yang
mendukung harmoni segala sesuatu. Darma merupakan sat (kebenaran), ajaran pokok
dalam agama Hindu. Hal ini berpangkal pada pernyataan dalam Regweda bahwa "Ekam
Sat," (Kebenaran Hanya Satu), dari keyakinan bahwa Brahman itu sendiri
merupakan "Satcitananda" (Kebenaran-Kesadaran-Keberkatan).
b. Arta : Arta adalah upaya mencari
harta demi penghidupan dan kemakmuran. Arta dibutuhkan demi mencapai kehidupan
yang makmur sentosa, terutama bagi umat yang sudah berumah tangga. Ajaran
tentang arta disebut Arthashastra, dan yang termasyhur di antaranya adalah
Arthashastra karya Kautilya.
c. Kama : Kama berarti hasrat,
keinginan, gairah, kemauan, dan kenikmatan panca indra. Kama dapat pula berarti
kesenangan estetis dalam menikmati kehidupan (seni, hiburan, kegembiraan),
kasih sayang, atau pun asmara. Akan tetapi, kama dalam hubungan asmara atau
percintaan hanya dapat dipenuhi melalui hubungan pernikahan. Kama dibutuhkan
dalam membangun kehidupan rumah tangga, atau grehasta.
d. Moksa : Moksa atau mukti adalah
tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu. Moksa adalah keadaan yang sama sekali
berbeda dengan pencapaian surga. Moksa adalah suatu kondisi saat individu
menyadari esensi dan realitas sejati dari alam semesta, sehingga individu
mengalami kemerdekaan dari kesan-kesan duniawi, tanpa suka atau pun duka, lepas
belenggu samsara, serta lepas dari hasil perbuatan (karma).
D. Aliran
Empat
aliran utama yang sering didapati adalah Waisnawa, Saiwa, Sakta, dan Smarta.
Dalam masing-masing aliran, ada beberapa perguruan atau aliran lain yang
menempuh caranya sendiri.
a. Waisnawa: aliran dalam tubuh
Hinduisme yang memuja Wisnu, dewa pemelihara menurut konsep Trimurti
(Tritunggal) beserta sepuluh perwujudannya (awatara). Aliran ini terbagi dalam
beberapa golongan, yaitu: Sri Sampradaya (Waisnawa yang memuja Laksmi sebagai
pasangan Wisnu), Brahma Sampradaya (Waisnawa yang memuja Wisnu secara
eksklusif), Rudra Sampradaya (Waisnawa yang memuja Wisnu atau para awatara,
seperti Kresna, Rama, Balarama, dan lain-lain), Kumara Sampradaya (Waisnawa
yang memuja Caturkumara).
b. Saiwa: aliran dalam tubuh
Hinduisme yang memuja Siwa. Aliran ini terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
Pasupata (Saiwa yang menekankan tapa brata, terutama tersebar di Gujarat,
Kashmir, dan Nepal), Saiwa Siddhanta (Saiwa yang mendapat pengaruh Tantra),
Kashmira Saiwadarshana (Saiwa yang monistis dan idealistis), Natha Siddha
Siddhanta (Saiwa yang monistis), Linggayata (Saiwa yang monoteistis), Saiwa
Adwaita (Saiwa yang monistis dan teistis).
c. Sakta: aliran Hinduisme yang
memuja Sakti atau Dewi. Pengikut Saktisme meyakini Sakti sebagai kekuatan yang
mendasari prinsip-prinsip maskulinitas, yang dipersonifikasikan sebagai
pasangan dewa. Aliran ini mengandung dua golongan utama, yaitu: Srikula
(pemujaan kepada dewi-dewi yang bergelar Sri) dan Kalikula (pemujaan kepada
dewi-dewi perwujudan Kali).
d. Smarta: aliran Hindu-monistis yang
memuja lebih dari satu dewa meliputi Siwa, Wisnu, Sakti, Ganesa, dan Surya di
antara dewa dan dewi lainnya tetapi menganggap bahwa dewa-dewi tersebut
merupakan manifestasi dari zat yang Maha Esa. Dibandingkan tiga aliran
Hinduisme yang disebutkan di atas, Smarta berusia relatif muda. Pada umumnya,
umat Smarta memuja Yang Mahakuasa dalam enam personifikasi: Ganesa, Siwa,
Sakti, Wisnu, Surya, dan Skanda. \
E. Sejarah di Indonesia
Pengaruh
agama Hindu mencapai Kepulauan Nusantara sejak abad pertama.Ada beberapa teori
tentang bagaimana Hindu mencapai Nusantara.
a. Teori Vaishya adalah bahwa
perkawinan terjadi antara pedagang Hindustan dan penduduk asli Nusantara.
b. Teori Kshatriya berpendapat bahwa
para prajurit yang kalah perang dari Hindustan menemukan tempat pelipur lara di
Nusantara.
c. Teori para Brahmana mengambil
sudut pandang yang lebih tradisional, bahwa misionaris menyebarkan agama Hindu
ke pulau-pulau di Nusantara.
d. Teori oleh nasionalis (Bhumiputra)
bahwa para pribumi Nusantara memilih sendiri kepercayaan tersebut setelah
perjalanan ke Hindustan.
Walaupun banyak orang Jawa yang
mempertahankan aspek tradisi adat dan Hindu Jawa mereka melewati berabad-abad
pengaruh Islam di bawah bendera "agama Kejawen" atau juga "Islam
Jawa" non-ortodoks (abangan), hanya sebagian kecil dari masyarakat Jawa
yang terisolasi yang secara konsisten menegakkan Hindu Jawa sebagai tanda utama
dari identitas publik mereka. Salah satu yang termasuk dari masyarakat adat
kecil ini adalah orang-orang pelosok suku Tengger yang tinggal di dataran
tinggi Tengger di Provinsi Jawa Timur.
Mengakui
agama seseorang sebagai Hindu secara resmi tidaklah mungkin secara hukum di
Indonesia hingga tahun 1962, ketika agama Hindu menjadi agama ke-5 yang diakui
negara. Yang terbesar dari organisasi-organisasi ini adalah Parisada Hindu Dharma
Bali, berubah nama menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) pada tahun
1964, yang mencerminkan upaya-upaya selanjutnya untuk mendefinisikan Hindu
tidak hanya sebagai kepentingan Bali tetapi juga nasional. Pada awal tahun
1970-an, orang-orang suku Toraja dari Sulawesi adalah yang pertama untuk
mewujudkan kesempatan tersebut dengan mencari perlindungan bagi agama nenek
moyang pribumi mereka di bawah payung 'Hindu' Indonesia yang besar, diikuti
oleh suku Karo dari Sumatera pada tahun 1977.
Di
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, sebuah gerakan Hindu besar telah
berkembang di kalangan penduduk suku Dayak pribumi setempat yang mengarah ke
sebuah deklarasi massal 'Hindu' di pulau ini pada tahun 1980. Sebaliknya,
kebanyakan orang Jawa lambat dalam mempertimbangkan Hindu pada saat itu.
Presiden Soeharto, mengadopsi pendekatan nonsektarian (non-agama) yang jelas
dalam apa yang disebutnya era Orde Baru. Namun ketakutan lama mereka muncul
kembali kala Soeharto secara resmi merangkul Islam pada 1990-an. Awalnya
Soeharto adalah pembela kuat nilai-nilai tradisi 'Kejawen', namun Soeharto
mulai membuat penawaran-penawaran pada kaum Muslim pada waktu itu, karena
goyahnya dukungan publik dan militer pada pemerintahannya.
F. Statistika
Pada
tahun 2012 penelitian independen Ditjen Bimas Hindu (DBH) menemukan bahwa
terdapat 10.267.724 pemeluk Hindu di Indonesia. Sedangkan, menurut Sensus
Penduduk Indonesia 2010, ada total 4.012.116 umat Hindu di Indonesia.
Provinsi
(saat 2010)
Total
Hindu
%
Hindu 2010
%
Hindu 2000
Perubahan
Indonesia
237,641,326
4,012,116
1.69%
1.79%
Aceh
4,494,410
136
0.00%
0.01%
-0.01%
Sumatera
Utara
12,982,204
14,644
0.11%
0.17%
-0.06%
Sumatera
Barat
4,846,909
234
0.00%
0.00%
0.00%
Riau
5,538,367
1,076
0.02%
0.09%
-0.07%
Jambi
3,092,265
582
0.02%
0.02%
0.00%
Sumatera
Selatan
7,450,394
39,206
0.53%
0.26%
0.27%
Bengkulu
1,715,518
3,727
0.22%
0.15%
0.07%
Lampung
7,608,405
113,512
1.49%
1.44%
0.05%
Bangka
Belitung
1,223,296
1,040
0.09%
0.01%
0.08%
Kepulauan
Riau
1,679,163
1,541
0.09%
0.37%
-0.28%
DKI
Jakarta
9,607,787
20,364
0.21%
0.23%
-0.02%
Jawa
Barat
43,053,732
19,481
0.05%
0.02%
0.03%
Jawa
Tengah
32,382,657
17,448
0.05%
0.09%
-0.04%
DI
Yogyakarta
3,457,491
5,257
0.15%
0.09%
0.06%
Jawa
Timur
37,476,757
112,177
0.30%
0.27%
0.03%
Banten
10,632,166
8,189
0.08%
0.07%
0.01%
Bali
3,890,757
3,247,283
83.46%
88.05%
-4.59%
Nusa
Tenggara Barat
4,500,212
118,083
2.62%
3.03%
-0.41%
Nusa
Tenggara Timur
4,683,827
5,210
0.11%
0.15%
-0.04%
Kalimantan
Barat
4,395,983
2,708
0.06%
0.08%
-0.02%
Kalimantan
Tengah
2,212,089
11,149
0.50%
5.89%
-5.39%
Kalimantan
Selatan
3,626,616
16,064
0.44%
0.21%
0.23%
Kalimantan
Timur
3,553,143
7,657
0.22%
0.13%
0.09%
Sulawesi
Utara
2,270,596
13,133
0.58%
0.56%
0.02%
Sulawesi
Tengah
2,635,009
99,579
3.78%
4.84%
-1.06%
Sulawesi
Selatan
8,034,776
58,393
0.73%
1.13%
-0.40%
Sulawesi
Tenggara
2,232,586
45,441
2.04%
2.97%
-0.93%
Gorontalo
1,040,164
3,612
0.35%
0.00%
0.35%
Sulawesi
Barat
1,158,651
16,042
1.38%
1.88%
-0.50%
Maluku
1,533,506
5,669
0.37%
NA
0.00%
Maluku
Utara
1,038,087
200
0.02%
0.02%
0.00%
Papua
Barat
760,422
859
0.11%
0.68%
-0.57%
Papua
2,833,381
2,420
0.09%
0.16%
-0.07%
1.5. 250px-Borobudur_monks_1.jpg
Budha
A. Etimologi
Siddhartha
Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “Agama Buddha
adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan
meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar
berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan yang telah sadar” dalam bahasa
Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua
India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum).
Dia dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau
tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri
ketidaktahuan/kebodohan (avidyā), kehausan/napsu rendah (taṇhā),
dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan
dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).
B. Sejarah
Dimulai
dari India, tempat dimana Buddha Gautama lahir dan wafat.100 tahun setelah
Buddha mencapai Nirwana, ajaran Buddha Gautama mulai memudar sehingga para
biksu disana memutuskan untuk mulai melestarikannya agar tetap hidup. Hal
pertama yang dilakukan adalah dengan membuat Dharma atau pengajaran. Selama
abad 3 SM, Raja Asoka mengirimkan misionaris ke barat laut India yaitu Pakistan
dan Afganistan. Ini mencapai sukses besar karena kawasan ini segera menjadi
pusat pembelajaran agama Buddha yang memiliki banyak biksu terkemuka dan
sarjana.Ketika para pedagang Asia Tengah datang ke wilayah ini untuk berdagang,
mereka belajar tentang Buddhisme dan menerimanya sebagai agama mereka. Dengan
dukungan dari pedagang, biara gua banyak didirikan di sepanjang rute
perdagangan di seluruh Asia Tengah.
Pada
abad 2 SM, beberapa kota Asia Tengah seperti Khotan, telah menjadi pusat
penting bagi Buddhisme. Melalui Jalan Sutera inilah, pertama kalinya orang
Tiongkok (sekarang Cina) mengenal agama Buddha dari orang-orang di Asia Tengah
yang sudah beragama Buddha. Bentuk awal penyebaran agama Buddha di Cina adalah
dengan adanya penerjemah yang bertugas menerjemahkan teks penting mengenai
ajaran Buddha dari bahasa India ke bahasa Cina kala itu. Pada awal era masehi, orang-orang di berbagai
belahan Asia Tenggara datang untuk mengetahui ajaran Buddha sebagai hasil dari
meningkatnya hubungan dengan para pedagang India yang datang ke wilayah
tersebut untuk berdagang. Sejak masuk di
semenanjung Indocina (sekarang bagian Asia Tenggara), Buddhisme mulai masuk di
Birma, Siam (sekarang Thailand), Vietnam, semenanjung Malaya (sekarang Malaysia
Barat) dan kepulauan nusantara (sekarang Indonesia).
C. Ajaran
Ajaran
dasar Buddhisme dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia, yang meliputi:
a. Dukkha Ariya Sacca (Kebenaran
Arya tentang Dukkha).
Dukha
ialah penderitaan. Dukha menjelaskan bahwa ada lima pelekatan kepada dunia yang
merupakan penderitaan. Kelima hal itu adalah kelahiran, umur tua, sakit, mati,
disatukan dengan yang tidak dikasihi, dan tidak mencapai yang diinginkan.
b. Dukkha Samudaya Ariya Sacca
(Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha),
Samudaya
ialah sebab. Setiap penderitaan pasti memiliki sebab, contohnya: yang
menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah adanya keinginan kepada hidup.
c. Dukkha Nirodha Ariya Sacca
(Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha),
Nirodha
ialah pemadaman.Pemadaman kesengsaraan dapat dilakukan dengan menghapus
keinginan secara sempurna sehingga tidak ada lagi tempat untuk keinginan
tersebut.
d. Dukkha Nirodha Ariya Sacca
(Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha).
Kitab
Suci yang dipergunakan dalam agama Buddha Theravada adalah Kitab Suci Tripitaka
yang dikenal sebagai Kanon Pali (Pali Canon). Kitab suci Agama Buddha yang
paling tua, yang diketahui hingga sekarang, tertulis dalam Bahasa Pali/Magadhi
Kuno, yang terbagi dalam tiga kelompok besar (yang disebut sebagai
"pitaka" atau "keranjang") yaitu: Vinaya Pitaka, Sutta Piṭaka,
dan Abhidhamma Pitaka. Karena terdiri dari tiga kelompok tersebut, maka Kitab
Suci Agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pali).
D. Aliran
a. Buddha Mahayana
Tokoh
Kwan Im yang bermaksud "maha mendengar" atau nama Sansekertanya
"Avalokiteśvara" merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah
menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan
kebenaran. Dia diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah
lembut. Menurut sejarahnya Avalokitesvara adalah seorang lelaki murid Buddha,
akan tetap setelah pengaruh Buddha masuk ke Tiongkok.
Menurut
Buddha Gautama, kenikmatan Kesadaran Nirwana yang dicapainya di bawah pohon
Bodhi, tersedia kepada semua makhluk apabila mereka dilahirkan sebagai manusia.
Menekankan konsep ini, aliran Buddha Mahayana khususnya merujuk kepada banyak
Buddha dan juga bodhisattva (makhluk yang tekad "committed" pada
Kesadaran tetapi menangguhkan Nirvana mereka agar dapat membantu orang lain
pada jalan itu). Dalam Tipitaka suci - intipati teks suci Buddha - tidak
terbilang Buddha yang lalu dan hidup mereka telah disebut "spoken
of", termasuk Buddha yang akan datang, Buddha Maitreya.
b. Buddha Theravada
Aliran
Theravada adalah aliran yang memiliki sekolah Buddha tertua yang tinggal sampai
saat ini, dan untuk berapa abad mendominasi Sri Langka dan wilayah Asia
Tenggara (sebagian dari Tiongkok bagian barat daya, Kamboja, Laos, Myanmar,
Malaysia, Indonesia dan Thailand) dan juga sebagian Vietnam. Selain itu populer
pula di Singapura dan Australia.
Theravada
berasal dari bahasa Pali yang terdiri dari dua kata yaitu thera dan vada. Thera
berarti sesepuh khususnya sesepuh terdahulu, dan vada berarti perkataan atau
ajaran. Jadi Theravada berarti Ajaran Para Sesepuh. Istilah Theravada muncul
sebagai salah satu aliran agama Buddha dalam Dipavamsa, catatan awal sejarah
Sri Lanka pada abad ke-4 Masehi. Istilah ini juga tercatat dalam Mahavamsa,
sebuah catatan sejarah penting yang berasal dari abad ke-5 Di yakini Theravada
merupakan wujud lain dari salah satu aliran agama Buddha terdahulu yaitu
Sthaviravada (Bahasa Sanskerta: Ajaran Para Sesepuh), sebuah aliran agama
Buddha awal yang terbentuk pada Sidang Agung Sangha ke-2 (443 SM). Dan juga
merupakan wujud dari aliran Vibhajjavada yang berarti Ajaran Analisis (Doctrine
of Analysis) atau Agama Akal Budi (Religion of Reason).
Sejarah
Theravada tidak lepas dari sejarah Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha.
Setelah Sang Buddha parinibbana (543 SM), tiga bulan kemudian diadakan Sidang
Agung Sangha (Sangha Samaya). Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan
Mei), berlangsung selama 2 bulan Dipimpin oleh Y.A. Maha Kassapa dan dihadiri
oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat. Sidang diadakan di Goa Satapani di
kota Rajagaha. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu. Tujuan Sidang
adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang
berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang
Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran
lainnya.Y.A.Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma.
Sidang
Agung Sangha ke-2, pada tahun 443 SM ,dimana awal Buddhisme mulai terbagi
menjadi 2. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor
dalam Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya.
Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan
Mahasanghika yang merupakan cikal bakal Mahayana.Sedangkan yang mempertahankan
Vinaya disebut Sthaviravada.
Sidang
Agung Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok
Sthaviravada. Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan
Moggaliputta Tissa sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang
berisi penyimpangan-penyimpangan dari aliran lain. Saat itu pula Abhidhamma
dimasukkan.Setelah itu ajaran-ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang.
Kemudian Y.M. Mahinda (putra Raja Asoka) membawa Tipitaka ini ke Sri Lanka
tanpa ada yang hilang sampai sekarantg dan menyebarkan Buddha Dhamma di sana.
Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada.
E.
647px-Penyebaran_Agama_Buddha.svg.png
Sejarah
di Indonesia
Penyebaran
agama Budha di Asia
Agama
Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad
ke-5 Masehi jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Diduga
pertama kali dibawa oleh pengelana dari China bernama Fa Hsien. Kerajaan Buddha
pertama kali yang berkembang di Nusantara adalah Kerajaan Sriwijaya yang
berdiri pada abad ke-7 sampai ke Tahun 1377.
Kerajaan
Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia
Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama
I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat
perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi
Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan
Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
Setelah itu pada tahun 1292 hingga 1478, berdiri Kerajaan Majapahit yang
merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang ada di Indonesia. Berdasarkan
sumber tertulis, raja-raja Majapahit pada umumnya beragama Siwa dari aliran
Siwasiddhanta kecuali Tribuwanattungadewi (ibunda Hayam Wuruk) yang beragama
Buddha Mahayana.
Setelah
kemerdekaan Indonesia, muncul orang-orang yang peduli dan melestarikan agama
Buddha di Indonesia, dimulai dengan seorang bhikkhu dari Ceylon (sekarang Sri
Lanka) bernama Narada Maha Thera. Pada tahun 1934 ia mengunjungi Hindia Belanda
(sekarang Indonesia) sebagai bhikkhu Theravada pertama yang datang untuk
menyebarkan ajaran Buddha setelah lebih dari 450 tahun jatuhnya kerajaan
Hindu-Buddha terakhir di kepulauan nusantara.
Kedatangannya mulai menumbuhkan kembali minat untuk mempelajari
Buddhisme di Hindia Belanda diperkuat oleh seorang bhikku dari Indonesia yang
ditahbiskan di Birma (sekarang Myanmar) yang bernama bhikkhu Ashin
Jinarakkhita.
Pada
tahun 1987 ada tujuh aliran agama Buddha yang berafiliasi dengan Perwakilan
Umat Buddha Indonesia (Walubi), yaitu: Theravada, Buddhayana, Mahayana,
Tridharma, Kasogatan, Maitreya, dan Nichiren. Menurut perkiraan tahun 1987, ada
sekitar 2,5 juta orang pengikut Buddha, dengan 1 juta dari jumlah tersebut
berafiliasi dengan Buddhisme Theravada dan sekitar 0,5 juta dengan aliran
Buddhayana yang didirikan oleh Jinarakkhita. Agama Buddha di Indonesia di awal
1990-an merupakan produk labil dari pengakomodasian yang kompleks antara
ideologi-ideologi agama Timur, budaya adat etnis Tionghoa, dan kebijakan
politik. Secara tradisional, Taoisme Cina, Konfusianisme ("Konghucu"
dalam Bahasa Indonesia) dan Buddhisme, serta agama Buddha yang lebih
kepribumian Perbuddhi, semua memiliki pengikut di komunitas etnis Tionghoa.
F. Statistika
Menurut sensus nasional tahun 1990, lebih
dari 1% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 1,8 juta orang.
Kebanyakan penganut agama Buddha berada di Jakarta, walaupun ada juga di lain
provinsi seperti Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Namun, jumlah
tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya karena pada saat itu Agama Khonghucu
dan Taoisme tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia sehingga mereka
disensuskan sebagai penganut agama Buddha.Pada tahun 2008, jumlah penganut
agama Buddha sekitar 1.3 juta penduduk dari 217,346,140 penduduk Indonesia atau
sekitar 0.6%.Pada tahun 2010, jumlah penganut agama Buddha sekitar 961.086
penduduk dari 240,271,522 penduduk Indonesia atau sekitar 0.4%.
1.6.
cropped-confucius-temple-taipe4.jpg
Konghucu
A. Etimologi
Agama
konghucu dikenal pula sebagai ji kauw (dialek hokian) atau ru jiao (hua yu),
yang berarti agama yang mengajarkan kelembutan atau agama bagi kaum terpelajar.
Agama ini sudah dikenal sejak 5.000 tahun lalu, lebih awal 2.500 tahun
dibanding usia kongzi sendiri.
Kongzi
(hua yu) atau khongcu (dialek hokian) atau confucius (latin) adalah nama nabi
terakhir dalam agama konghucu. Ia lahir
tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 imlek atau 551 SM. Kongzi adalah nabi terbesar dalam agama
konghucu dan oleh sebab itu banyak orang yang kemudian menamai ru jiao sebagai
confucianism, yang kemudian di indonesia dikenal sebagai agama konghucu.
Sebagai
bukti akan kebesaran kongzi atau nabi khongcu, tahun pertama dari penanggalan
imlek dihitung sejak tahun kelahirannya.
Padahal penanggalan imlek diciptakan pada jaman huang di, 2698-2598 sm
dan telah digunakan sejak dinasti Xia, 2205-1766 SM. Penetapan tahun pertama ini dilakukan kaisar
Han Wu di dari dinasti Han pada tahun 104 SM.
B. Sejarah
Para
nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti
yang tercantum di bawah ini :
a. Masa prasejarah (sebelum
2205 SM)
Nabi
Purba Fu Xi (Hanzi:扶羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Dia
menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib
Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho.Lambang wahyu tersebut kini
dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi,
menciptakan Hukum Pernikahan.
Nabi
Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
Nabi
Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
Nabi
Purba (堯)
Yao 2357 – 2255 SM.
Pada
zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan
kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan
sedang bulat penuh.
Nabi
Purba (舜)
Shun 2255 – 2205 SM.
b. Zaman Dinasti Xia
Nabi
Purba (大
禹)
Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu
berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas
penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air.
Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi
yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal
houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan
yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.[2]
c. Zaman Dinasti Shang
Nabi
Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646
SM.
Nabi
Wen Wang (Hanzi=文王).
Menerima
wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan
mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.
Nabi
Jiang Ziya.
d. Zaman Dinasti Zhou
Nabi
Wu Wang (Hanzi=武王).
Ia
merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang
menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang,
yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar
Yu yang disimpan olehnya.
Nabi
Zhou Gong (Hanzi=周公).
Putera
keempat Wen Wang.Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan
dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi
ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga
meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.
Nabi
Besar (孔
子)
Kong Zi 551 – 479 SM.
C. Ajaran
Ajaran
Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa
Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari
orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang
bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah
ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah
pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun
orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat
untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia.
Ajaran
falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang
Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan
terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu
banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak
diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi
hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu
yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa
setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral. Ajaran ini dikembangkan oleh
muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan.
D. Sejarah di Indonesia
Konfusianisme
muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan,
Hong Kong dan RRC.Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut
sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教).
Di
zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau
kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia.Ini menyebabkan banyak pemeluk
kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah
satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh
sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk
memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha,
Katolik, atau Kristen. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan
tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi
vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.
Seusai
Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali
pengakuan atas identitas mereka sejak UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa
agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
2. Aliran dan kepercayaan lainnya
2.1. Animisme
Kepercayaan
animisme (dari bahasa Latin ”anima” atau "roh") adalah kepercayaan
kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula
muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa
setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu
besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak
mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga
dalam kehidupan seharian mereka. Diperkirakan bahwa di provinsi Kalimantan
Barat masih terdapat 7,5 juta orang Dayak yang tergolong pemeluk animisme.
2.2. Dinamisme
Dinamisme (dalam kaitan agama dan
kepercayaan) adalah pemujaan terhadap roh (sesuatu yang tidak tampak mata).
Mereka percaya bahwa roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di
tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar. Arwah nenek moyang itu
sering dimintai tolong untuk urusan mereka. Caranya adalah dengan memasukkan
arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu
merah delima. Ada juga yang menyebutkan bahwa dinamisme adalah kepercayaan yang
mempercayai terhadap kekuatan yang abstrak yang berdiam pada suatu benda.
istilah tersebut disebut dengan mana.
2.3. Bahai
A. Etimologi
Bahá'í
(bahasa Arab: ﺑﻬﺎﺋﻴﺔ ; Baha'iyyah) adalah agama monoteistik yang menekankan
pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Agama Baha'i lahir di Persia
(sekarang Iran) pada abad 19.Pendirinya bernama Bahá'u'lláh.Pada awal abad
kedua puluh satu, jumlah penganut Bahá'í mencapai sekitar enam juta orang yang berdiam
di lebih dari dua ratus negera di seluruh dunia.Dalam ajaran Bahá'í, sejarah
keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui
para utusan Tuhan yang disebut para "Perwujudan Tuhan". Bahá'u'lláh
dianggap sebagai Perwujudan Tuhan yang terbaru.Dia mengaku sebagai pendidik
Ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat dan yang dinubuatkan dalam agama
Kristen, Islam, Buddha, dan agama-agama lainnya. Dia menyatakan bahwa misinya
adalah untuk meletakkan pondasi bagi persatuan seluruh dunia, serta memulai
suatu zaman perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Bahá'í pasti akan
datang.
B. Sejarah
Pada
tahun 1844 Sayyid 'Alí Muhammad dari Shíráz, Iran, yang lebih dikenal dengan
gelarnya Sang Báb (artinya "Pintu" dalam bahasa Arab), mengumumkan
bahwa dia adalah pembawa amanat baru dari Tuhan. Dia juga menyatakan bahwa dia
datang untuk membuka jalan bagi wahyu yang lebih besar lagi, yang disebutnya
"Dia yang akan Tuhan wujudkan". Antara lain, Sang Báb mengajarkan
bahwa banyak tanda dan peristiwa yang ada dalam Kitab-kitab suci harus
dimengerti dalam arti kias, bukan arti harfiah.
Text
Box: Makam Sang Bab di Israel.220px-Shrine_of_the_Bab.jpgAgama Báb tumbuh
dengan pesat di semua kalangan di Iran, tetapi juga dilawan dengan keras, baik
oleh pemerintah maupun para pemimpin agama. Sang Báb dipenjarakan di benteng
Máh-Kú di pegunungan Azerbijan, di mana semua penduduk bersuku bangsa Kurdi,
yang dikira membenci orang Syiah; tetapi tindakan itu tidak berhasil memadamkan
api agamanya, dan mereka pun menjadi sangat ramah terhadap Sang Báb. Kemudian
dia dipenjarakan di benteng Chihríq yang lebih terpencil lagi, tetapi itu juga
tidak berhasil mengurangi pengaruhnya. Pada tahun 1850 Sang Báb dihukum mati
dan dieksekusi di kota Tabríz. Jenazahnya diambil oleh para pengikutnya secara
diam-diam, dan akhirnya dibawa dari Iran ke Bukit Karmel di Palestina (sekarang
Israel) dan dikuburkan di suatu tempat yang ditentukan oleh Bahá'u'lláh. .
Antara
tahun 1848 dan 1852, lebih dari 20.000 penganut agama Báb telah dibunuh,
termasuk hampir semua pemimpinnya. Mírzá Husayn 'Alí yang lebih dikenal dengan
gelarnya Bahá'u'lláh (artinya "Kemuliaan Tuhan" dalam bahasa Arab)
adalah seorang bangsawan Iran yang menjadi pendukung utama Sang Báb. Pada tahun
1852, ketika Bahá'u'lláh ditahan di penjara bawah tanah Síyáh-Chál
("lubang hitam") di kota Teheran, dia menerima permulaan dari misi
Ilahinya sebagai "Dia yang akan Tuhan wujudkan" sebagaimana telah
diramalkan oleh Sang Báb.
August 19, 2017
Tags :
Agama
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments